GEOLOGI DAN PALEOBATIMETRI FORMASI SENTOLO BAGIAN BAWAH DAERAH KARANGSARI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sapto Kis Daryono, Achmad Subandrio, Hana Dewi

Sari


Secara administratif lokasi penelitian termasuk Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada koordinat UTM 402900 407900 dan 9132000 9137000, zona UTM 49S dengan total luas lapangan 25 km2 (5 km x 5 km). Geomorfologi daerah penelitian terbagi atas 7 satuan bentuk lahan yaitu, perbukitan bergelombang kuat (D1), lereng bergelombang kuat (D2), dataran bergelombang kuat (D3), perbukitan karst (K1), sungai (F1), dataran aluvial (F2), dan waduk (A1). Stratigrafi daerah penelitian terbagi atas 3 (tiga) satuan batuan dari tua ke muda yaitu, satuan breksi-vulkanik Kaligesing, satuan batugamping-klastik Sentolo, dan satuan endapan aluvial. Satuan breksi-vulkanik Kaligesing berumur Oligosen Akhir--Miosen Awal. Satuan batugamping-klastik Sentolo diendapkan pada umur Miosen Tengah--Miosen Akhir (N14--N16) secara tidak selaras di atas satuan breksivulkanik Kaligesing. Pada kala Holosen diendapkan secara tidak selaras satuan endapan aluvial. Struktur geologi di Daerah Karangsari dan sekitarnya yaitu sesar normal right slip fault yang menunjukkan arah umum barat--timur dan kekar berpasangan (shear joint) dengan arah tegasan N256oE/80 dan N166oE/85. Paleobatimetri daerah penelitian ditentukan dengan menggunakan dua metode analisis yaitu analisis kualitatif menggunakan spesies foraminifera bentonik kecil dengan 4 (empat) referensi dan analisis kuantitatif rasio P/B. Hasil analisis kualitatif menunjukkan kehadiran foraminifera bentonik yang melimpah seperti Planulina wuellerstorfi, Amphistegina gibosa, Dentalina subsoluta, Bolivina quadrilatura, dan Cassidulina subglobosa yang mencirikan paleobatimetri zona neritik tengah--abisal atas. Hasil analisis kuantitatif menggunakan rasio P/B menunjukkan ke enam sampel memiliki nilai > 90% yang berarti paleobatimetri zona batial bawah. Selain itu, berdasarkan karakteristik dinding cangkang fosil foraminifera dapat diketahui bahwa dinding cangkang berkomposisi hyalin (gampingan) yang mencirikan lingkungan laut dangkal. Dari beberapa pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa paleobatimetri formasi Sentolo menunjukkan lingkungan laut dangkal.

Kata Kunci: paleobatimetri, foraminifera, formasi Sentolo


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Barker, R. W., 1960, Taxonomic Notes, Society of Economic Paleontologist and Mineralogist, Oklahoma, United States of America

Blow, W. H., 1969, The Cenozoic Foraminifera, v. I & 11, E. J. Brill, Leiden.

Dunham, R. J., 1962, Classificationn of Carbonate Rocks According to Depositional Texture dalam: Classification of Carbonate Rocks (ed. W.E. Ham), Memoriam American Association Petroleum Geologists. Tulsa, USA.

Kadar, D., 1975, Planktonic Foraminifera from The Lower Part of The Sentolo Formation, Central Java, Indonesia, Journal of Foraminiferal Research V.5, no. 1, p. 1-20, pls. 1-8, January 1975.

Maryanto, S., 2015, Perkembangan Sedimentologi Batugamping Berdasarkan Data Petrografi pada Formasi Sentolo di Sepanjang Lintasan Pengasih, Kulonprogo, J.G.S.M Vol. 16. hal. 129-139.

Pambudi, dkk., 2019, Sedimentation Dynamics of the Lower Part of Sentolo Formation at Niten Stream Traverse, Girimulyo, West Progo, International Journal on Advanced Science Engineering Information Technology vol.9 no. 1 ISSN: 2088-5334.

Pandita, dkk., 2016, Kajian Biostratigrafi dan Formasi Sentolo di Daerah Guluhrejo dan Ngaran Kabupaten Bantul untuk Mengidentifikasi Keberadaan Sesar Progo, Prosiding Seminar Nasional ke-3 Fakultas Teknik Geologi UNPAD “Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” ISSN: 2407 – 4314 Vol. 3 No. 2 Tahun 2016. Bandung

Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rocks, 3rd ed., Harper and Row Publishing Co., New York,628h.

Phleger, F.B., 1951, Ecology of Foraminifera, Northwest Gulf of Mexico, The Geological Society of America, memorial 46.

Pringgoprawiro, H. & Riyanto B., 1987, Formasi Andesit Tua: Suatu Revisi, Prosiding, PIT IAGI XVI. Bandung.

Pringgoprawiro, H. dan Kapid, R., 2000, Foraminifera: Pengenalan Mikrofosil dan Aplikasi Biostratigrafi, Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Rahardjo, W., Rumidi, S., & Rosidi, H.M.D., 1977, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Skala 1:100.000, Geological Survey of Indonesia. 1-15.

Soeriaatmadja, R., 1994., Tertiary Magmatic Belts in Java, Journal of Southeast Asian Earth Sciences, Vol. 9, No. I/2, pp. 13-27, 1994, Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Thornburry, W. D., 1969, Principles of Geomorphology, New York: John Wiley

Tipsword, H.I, Setzer, F.M. Smith, Jr, F.L., 1956, Introduction of Depositional Environment in Gulf Coast Petroleum Exploration from Paleontology and Related Stratigraphy. Houston

Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia Vol. IA, Martinus Nijhoff: Netherland.

Van Marle. L.J., 1988, Bathymetric Distribution of Benthic Foraminifera on The Australian-Irian Jaya Continental Margin, Eastern Indonesian. Marine Micropaleontology, 13 (1988): 97-152, Geomarine Centre Amsterdam, Institute for Earth Sciences, Free University. Amsterdam, The Netherlands.

Van Marle, L. J., 1989, Recent and Fossil Benthic Foraminifera and Late Cenozoic Paleobathymetry of Seram, Eastern Indonesia, Netherlands Journal of Sea Research 24 (4): 445-457 (1989), Geomarine Centre Amsterdam, Institute of Earth Sciences, Free University. Amsterdam, The Netherlands

Valchev, B. 2003. On the Potential of Small Benthic Foraminfera as Paleoecological Indicators: Recent Advances. 50 Years University of Mining and Geology “St. Ivan Rilski”v46(I), 189-194. Geology and geophysics, Sofia.

Widagdo, dkk., 2018, Tectonostratigraphy-Volcanic of Gajah-Ijo-Menoreh Tertiary Volcanic Formations in Kulon Progo Mountain Area. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 212 012052.

Wilson, J.L.,1975, Carbonate Facies in Geologic, H. Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin, 471 p.




DOI: https://doi.org/10.31315/jigp.v8i2.9660

DOI (PDF): https://doi.org/10.31315/jigp.v8i2.9660.g5367

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##